Friday, October 26, 2012

Kisah Erna Bakar Diri Bersama Bayinya


HOTSPOTSONE -- TANJUNGPINANG - Tragedi menimpa keluarga Dominikus-Ernawati (34), Kamis (25/10/2012). Ernawati yang masih tergolong ibu muda itu tega membakar diri bersama anak balitanya, Selo (2). Ia menyulut tubuhnya yang sudah basah oleh bensin, menggunakan api.

Ernawati ditemukan oleh suami dan tetangganya dalam kondisi melepuh di sekujur tubuhnya di depan rumah yang berlokasi di Jalan Pompa Air RT 3 RW 1 Nomor 58, Batu 2 Tanjungpinang.

Tak jauh dari tempat Erna terduduk, Selo yang juga dalam kondisi melepuh, tampak mengerang kesakitan seraya meronta-ronta.

Erna berlari dari dalam rumahnya dalam kondisi api berkobar di tubuhnya. Warga juga sempat melihat asap tebal mengepul menyelimuti tubuh korban sebelum akhirnya terkulai di tanah.

Para tetangga sempat terpecah konsentrasinya karena saat itu juga melihat kepulan asap di bagian belakang rumah Ernawati. Mereka mengira ada kebakaran rumah.

Hingga malam tadi Erna maupun Selo masih dirwat di RSUP Tanjungpinang. Kondisi Erna lebih parah sehingga perlu dirawat di ruang ICU. Suami dan keluarga Erna dengan setia menunggui ibu anak yang malang ini.

Menurut suami Ernawati, Dominikus, kenekatan istinya terjadi tak lama berselang setelah terlibat cekcok dengan ayahnya, Kontam Sitorus, yang juga mertuanya. Pemicunya adalah hilangnya sebuah handphone milik pengunjung di kedai tempat usaha mertuanya pada Rabu malam. Karena belum ada penyelesaikan, masalah itu dibawa sampai ke rumah.

Dikatakan Dominikus, Kamis pagi itu, Kontam sempat mendatangi rumahnya. Bapak anak itu kembali terlibat adu mulut sengit. Tak berselang lama setelah kepergian Kontam, Ernawati langsung membakar diri. Ia menyiramkan bensin dua botol yang ia beli sebelumnya.

Ia sendiri mengaku tidak melihat dengan kepala sendiri saat sang istri menyulutkan api di tubuhnya karena saat itu sedang tidur di kamar. Dia baru mendapati istri dan anaknya setelah mendengar teriakan yang sangat mengiris hati. Ia tak bisa berbuat banyak karena seluruh tubuh Ernawati sudah dilalap api. Ia hanya bisa berlari keluar rumah dan meminta bantuan pada tetangga.

Neni, tetangga Ernawati, juga mengaku langsung menolong setelah Ernawati menjerit kesakitan. "Kami duduk di depan rumah. Tiba-tiba kami lihat dia (Ernawati) keluar dari rumah dengan badan berapi. Dia berteriak. Suaminya berteriak minta tolong," ungkap Neni, yang rumahnya hanya berjarak 10 meter dari kediaman Dominikus sekeluarga.

Mendengar teriakan minta tolong, warga sekitar bergegas mendatangi
rumah Dominikus. Namun, menurut Ana, seorang tetangga lainnya, konsentrasi warg justru tertuju pada kobaran asap yang membubung di bagian belakang rumah Dominikus. Mereka berpikir ada kebakaran.

"Ternyata Ernawati juga sudah duduk di depan rumah dalam kondisi terbakar. Dia duduk diam saja. Sedangkan anaknya berjalan ke sana-sini sambil menangis. Saya langsung gendong anaknya. Kami langsung bawa dia dan anaknya ke rumah sakit," aku Ana, ketika ditemui di Ruang Tindakan RSUD kota Tanjungpinang.

Menurut informasi, Ernawati menyiramkan bensin dan menyulut api ke tubuhnya dengan posisi menggendong Selo. Selo yang ikut terbakar melepaskan diri dari gendongan saat sang ibu terduduk di tanah.

Sempat diusir

Mengapa Ernawati sampai nekat hendak bunuh diri, memang belum sepenuhnya terjawab. Namun menurut Dominikus, sebelum nekat membakar diri Erna sempat terlihat cekcok dengan Kontam (ayah kandung Erna)

"Semalam ada orang yang datang minum tuak di kedai kami (komplek Bintan Plaza). Dan, ada orang yang alami kehilangan handphone di kedai itu. Mulai dari situ, muncullah salah paham," jelas Dominikus.

Salah paham itu masih juga berlanjut sampai keesokan harinya. Dominikus sempat meminta istrinya segera menemui Kontam untuk menyelesaikan secara baik-baik, tetapi gagal. Sepulang dari kedai untuk menemui Kontam, Erna pulang membawa dua botol bensin. Erna juga masih marah-marah.

"Saat dia pulang dari kedai tuak, dia bilang kepada saya kalau bapaknya mencekik dia. Dia langsung bawah dengan 2 botol bensin. Dia juga bilang ke saya supaya bawa Selo pergi. Karena dia mau bakar rumah," cerita Dominikus mengenang.

Sebagai suami, Dominikus pun berusaha menahan niat istrinya itu. Dia menganjurkan Ernawati agar bisa menyelesaikan masalah tersebut secara baik-baik. Dia pun melarang istrinya itu untuk melakukan tindakan nekat.

Saat itu Kontam mendatangi rumahnya lagi. Percekcokan sengit kembali pecah. Dari bentakan Kontam sempat terlontar agar Erna dan dirinya pergi dari rumah.

"Saat bapaknya datang, mereka berdua masih sempat adu mulut lagi. Saya hanya diam saja karena dia adalah anaknya (Kontam)," ungkap Dominikus.

Mertuanya langsung pergi. Dominikus pun langsung masuk kamar untuk tidur. Naasnya, tak berselang lama Ernawati nekat membakar dirinya.

Menurut para tetangganya, Ernawati-Dominikus hubungannya baik-baik saja. Mereka selama ini bekerja di kedai yang selama ini dikenal milik Kontam. Mengenai kondisi ekonomi keluarga ini, sejumlah tetangga mengaku cukup sederhana.

Ditanya mengenai hubungan antara Erna dan ayahnya selama ini, sejumlah tetangga menyatakan tak mengetahui adanya pertentangan yang mencolok. Meski terlibat pertengkaran, hal itu masih dalam batas biasa. Tetangga pun heran ketika muncul masalah di kedai, Erna tega berbuat senekat itu.

Cucuku Cacat Seumur Hidup

Lengkingan suara tangisan Selo (2) di Ruang Tindakan Instalasi Gawat Darurat RSUD kota Tanjungpinang, Kamis (25/10) sekitar pukul 13.00 WIB, begitu menyayat hati.

Tangisan dari mulut bocah yang tengah menahan rasa sakit itu pun membuat ayahnya, Dominikus, turut menangis.

Selo seakan tak nyaman tergolek di kamar tidur itu. Dia terlihat selalu ingin mengambil posisi berbaring ke kiri, sebab di bagian belakang tubuhnya melepuh mulai dari tengkuk hingga di pinggang. Lepuhan akibat api juga tampak pada pipi kiri - kanan, kaki dan tangan bocah belia ini.

Berulang kali dia memanggil ibunya, Ernawati, yang juga terbaring bersebelahan tempat tidur dengannya yang hanya dibatasi oleh Dominikus. Namun, ibunya bergeming, karena ibunya juga sedang bergelut menahan rasa sakit. Sekujur tubuh Ernawati melepuh akibat jilatan api.

Lengkingan tangisannya tak berkurang kendati berulang kali dihibur oleh ayahnya. Beberapa perawat dan tetangga yang ikut menungguinya langsung bergantian mengipasi tubuhnya.

Sesekali Dominikus mendekatkan kepalanya ke telinga anaknya itu, seakan ingin mengatakan sesuatu agar putrinya ini bisa berhenti menangis. Namun, tangisan Selo tetap menjadi. Dominikus hanya bisa meneteskan air mata.

Dominikus juga sesekali terlihat mendekati istrinya yang acapkali memanggilnya. Namun, dia pun tampak tak tega memalingkan wajahnya dari Selo yang terus menangis. "Tuhan,... Tuhan,... Siksa apalah aku ini.... Bapak, Bapak,..," ucap Ernawati dengan suara lirih.

Suara itu bersahutan dengan rintihan Selo yang terlihat kurang jelas itu. "Sakit, sakit,.. Mama sakit,..," ungkap Selo, seakan mengadu pada ibunya.

Dominikus tak bisa menahan air mata yang terus mengalir. Dia memilih untuk keluar dari ruangan dan menangis sejadi-jadinya di depan pintu Ruang Gawat Darurat.

Pada saat bersamaan ibunda Ernawati, Ny Rohide, atau yang kerap dipanggil Opung juga tiba di rumah sakit tersebut. Saat tiba di hadapan Dominikus dia langsung menanyakan kondisi keselamatan putrinya. Namun, Dominikus yang masih menangis itu seakan tak menghiraukan pertanyaan ibu mertuanya ini.

Wanita itu pun terlihat berteriak histeris setelah melihat kondisi tubuh cucunya dan putrinya itu. Dia menghentakkan tubuhnya ke tembok. "Tuhan Yesus,...Tuhan Yesus,...," teriak Ny Rohide sambil menyibak rambut dam menghentakkan tubuhnya ke tembok.

Kondisi tubuh Ernawati begitu memprihatinkan. Sekujur tubuhnya melepuh, mulai dari dahi sampai ke telapak kaki. Hampir tak ada kulit yang luput dari jilatan api.

Sore kemarin Ernawati akhirnya dibawa di ruang ICU untuk dioperasi. Sedangkan Selo dirawat secara intensif di ruang rawat inap, Bougenville, di lantai II RSUD kota Tanjungpinang.

Hingga sore hari, Rohide belum mengetahui pasti penyebab tragedi yang menimpa keluarga anaknya itu. Kepada Tribun yang menemuinya di ruang perawatan Selo, ia mengaku masih konsentrasi merawat cucu dan anaknya.

"Kami sampai saat ini belum tahu apa penyebabnya. Kami belum tanyakan ke suami Ernawati. Kasihan anak ini, akan cacat seumur hidup. Lukannya sangat parah, karena seluruh punggung hingga betis terkelupas kulitnya," ujar Rohide.

Agus, adik kandung Ernawati juga tak kuasa menahan kesedihan. Agus mengaku baru mengetahui kejadian ini setelah kakaknya dan Selo sudah dilarikan ke rumah sakit. "Tidak tahu penyebab, dan saya baru tahu kejadiannya. Saya waktu itu kerja," ujar Agus.

Hingga petang kemarin Rohide belum tahu bagaimana penanganan terhadap cucunya itu nanti. Namun ia sedikit bernafas lega karena tangisan Selo tak terdengar lagi. Selo sudah diberi obat penghilang rasa sakit agar ia tak merasakan terlalu perih.

"Dia sudah dikasi Infus, dia tidur sejak 2 jam tadi," ujar Rohide lagi.

No comments:

Post a Comment