Saturday, August 6, 2011

Kecil-Kecil Kok Mendengkur?



MENDENGKUR ternyata tak hanya didominasi kalangan dewasa. Balita ternyata ada pula yang mengalami. Jika kondisi itu dialami buah hati tercinta, normalkah? Bagaimana cara mengatasinya?
Menjawab semua pertanyaan di atas, dr M Vinci Ghazali, Sp.A memberikan jawabannya.
Mendengkur bisa terjadi pada siapa saja, termasuk bayi. Wajar kok Moms, so tidak perlu khawatir. Dan mengubah posisi tidur si kecil menjadi miring sudah tepat.

Delapan penyebab mendengkur:

1. Alergi saluran napas
Reaksi alergi dari selaput lendir saluran napas dapat berakibat bengkak dan membuat saluran napas menjadi lebih sempit. Aliran udara yang masuk dan keluar waktu bernapas akan mengalami turbulensi sehingga menggetarkan jaringan lunak di sekitarnya dan timbullah suara mendengkur.

2. Saluran napas belum mature (matang)
Pada bayi baru lahir banyak organ dan tulang yang belum sempurna. Salah satunya, tulang-tulang rawan yang berada di daerah trakea (tenggorokan), sehingga dapat menyebabkan bayi mendengkur (tulang rawan akan menguat pada usia enam bulan ke atas dan dengkuran akan hilang dengan sendirinya).

3. Lidah yang jatuh ke belakang
Lidah harus bebas bergerak ke segala arah agar dapat berfungsi dengan baik, jika rongga bagian belakang lidah luas, maka lidah mampu menyelinap mundur dan mempersempit ruang yang akan dilalui udara yang mengalir di kerongkongan.
Dan pada keadaan tidur hal ini bisa terjadi sehingga dapat menyebabkan getaran dan mendengkur. Itulah mengapa saat Moms mengganti posisi tidur, dengkuran si kecil akan menghilang namun beberapa saat kemudian akan terdengar lagi.

4. Berat badan berlebih
Jika bayi mengalami berat badan berlebih, timbunan lemak akan bertambah. Tidak terkecuali di bagian leher, sehingga terdapat lipatan-lipatan yang menyebabkan menyempitnya saluran napas, karena tertekuk.

5. Produksi lendir yang berlebih di saluran pernapasan bayi
Ini lebih rentan terjadi pada bayi yang mempunyai 'bakat' alergi. Namun bisa juga disebabkan oleh virus, seperti virus influenza.

6. Pernapasan mulut
Secara alami kita bernapas melalui hidung, tapi ada yang tidak bisa bernapas melalui hidung karena obstruksi (sumbatan) pada saluran hidung. Hal ini dapat disebabkan oleh deviasi (bergesernya dari garis tengah), septum (sekat) hidung, alergi, infeksi sinus, pembengkakan pada turbinat atau kelenjar (amandel dan adenoid) -umum terjadi pada anak-anak.
Bayi dan anak dengan obstruksi jalan napas hidung terpaksa bernapas melalui mulut (kadang disebut bernapas lewat mulut). Akibatnya terdengar dengkuran dimana aliran udara melalui mulut akan menyebabkan getaran yang lebih kuat.

7. Tidur lelap
Secara umum tidur dapat dibagi menjadi tahap REM (rapid eye movement) dan non-REM. Dan mendengkur biasanya terjadi pada tahap REM, dimana otak mengirim sinyal ke seluruh otot tubuh (kecuali otot-otot pernapasan) untuk rileks (santai). Sehingga lidah, langit-langit mulut, dan tenggorokan bisa terkulai kebelakang _terjadi penyempitan saluran udara_ yang menyebabkan dengkuran.

8. Posisi tidur dan mendengkur
Ketika berbaring gravitasi menarik semua jaringan tubuh. Karena itu, pada posisi telentang gravitasi menarik langit-langit mulut, amandel, dan lidah ke belakang. Sehingga dapat menimbulkan suara dengkuran.
Untuk memastikan penyebab mendengkur pada si kecil sebaiknya Moms berkonsultasi dengan dokter.
Tidak berbahaya tapi tetap waspada
Meski mendengkur pada bayi tidak bahaya, tapi Moms tetap harus waspada. Jika si kecil mendengkur perhatikan berikut ini:
Pastikan bibir, wajah dan kuku bayi berwarna merah atau pink. Keadaan ini mencerminkan jika kebutuhan oksigen tubuh masih terpenuhi.
Irama napas si kecil teratur. Jika ditemui napas semakin cepat, itu menandakan dia kekurangan oksigen di mana otak merangsang saluran napas untuk bekerja lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Kecuali jika anak mengalami gangguan pada saraf pusat sejak lahir, sehingga mempunyai pola bernapas yang berbeda. Yaitu bernapas lalu berhenti sampai ia menjadi biru baru mulai bernapas lagi. (Sumber: Mom&Kiddie)

No comments:

Post a Comment